Setelah acara Kongres IV Partai Demokrat selesai, rombongan Demokrat Jabar mengisi waktu terakhir dengan City Tour di Kota Surabaya dan Madura. Yang paling menarik adalah makan di Rumah makan Nasi Bebek Sinjay (Sinar Jaya).
Melewati jembatan Suramadu, yang menghubungkan Surabaya dan pulau Madura, jadi sensasi tersendiri. Kami dari Surabaya yang hanya sekedar melewati jembatan hanya untuk mencicipi Nasi Bebek Sinjay.
Menurut Tour Guid, Warung bebek ini penghasilan perharinya bisa mencapai 150 juta rupiah. Wow, sangat menakjubkan bukan? Kami pun dibuat penasaran seenak apa rasanya? Kok bisa sebesar itu omset jualan Nasi Bebek?
Kami sampai di situ sekitar pukul 11.30 WIB, tapi area parkir warung sudah sangat padat, hingga ke seberang jalan sehingga harus mencari parkiran yang kosong untuk dua bis yang kami tumpangi.
Area warung cukup luas, tapi sangat sederhana. Dinding-dingnya dibiarkan terbuka, atapnya terbuat dari asbes, meja dari kayu dan bangku-bangku plastik. Kami cukup sulit mencari tempat duduk kosong yang langsung memuat rombongan. Meskipun warung memiliki tempat luas, tapi orang yang datang seakan tak ada habisnya, suasananya seperti dipasar, padat pengunjung. Jadi, kami pun terpaksa berpencar karena tidak memungkinkan untuk bergabung semuanya dalam satu deretan meja.
Setelah mendapatkan tempat duduk, kami langsung dipesenin oleh orang travel. kami hanya menunggu sajian datang sambil menikmati air kelapa muda dan tel botol untuk mengobati haus akibat cuaca panas. Cukup lama menunggu, akhirnya nasi bebek yang bikin penasaran datang.
Disajikan dengan sederhana dalam piring putih. Nasi hangat, bebek goreng yang ditaburi bumbu keremes dan sambal pencit, tampak sangat penuh dalam satu piring. Porsi nasinya cukup banyak, dan ketika dicicipi sangat pulen, pas matangnya dan tentu saja nikmat.
Tampilan bebeknya, seperti bebek goreng biasa dengan taburan keremes. Saat digigit, tekstur bebek sangat empuk, bumbunya meresap hingga ke dalam. Memakannya hanya dengan nasi hangat dan keremes saja, sudah sangat nikmat.
Tapi, jangan melupakan sambal pencit yang merupakan 'jodoh' si bebek. Sambal ini berupa irisan mangga, yang dicampur dengan cabai rawit jawa, bawang. Rasanya, ekstra pedas dengan sentuhan segarnya asam dari mangga.
Nasi hangat dari beras berkualitas, bebek gurih nan empuk serta dan sambal pencit, tampaknya jadi kunci kenikmatan sajian Nasi Bebek Sinjay. Semuanya berpadu pas. Kelihatannya, memang hanya sajian sederhana, tapi siapa sangka orang rela berdiri dalam antrean mengular hanya untuk mencicipinya.
Daya tarik sajian nasi bebek ini tampaknya bukan hanya sekadar mengandalkan rasa. Tapi juga, sensasi menyeberangi jembatan Suramadu. Perjuangan tersebut, dibayar mahal dengan kenikmatan yang tiada tara. (dede/viva)
Posting Komentar