Headlines News :
Home » , , » Jokowi-Prabowo Mulai Bertukar Posisi

Jokowi-Prabowo Mulai Bertukar Posisi

Written By Rahman Elharawy on Selasa, 29 April 2014 | 23.15

BPH - Ada fenomena menarik di lapangan mengenai figur Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Dua calon presiden dari PDI Perjuangan dan Partai Gerindra itu terus kejar-kejaran merebut simpati rakyat. Posisi mereka terus bergeser dan bertukar.

Jika dua bulan lalu—sebelum pemilu legislatif—nama Jokowi selalu memuncaki hasil survei elektabilitas calon presiden, kini setelah pemilu legislatif mantan wali kota itu turun tangga. Sebaliknya nama Prabowo yang biasanya selalu berada di urutan kedua atau ketiga, kini naik satu hingga dua tingkat.

Yang menarik, bukan hanya peringkat hasil survei dari lembaga-lembaga sigi profesional, tetapi di lapangan kedua nama tokoh tersebut berubah. Sebagai contoh, di kalangan masyarakat keturunan Tionghoa sebelumnya nama Jokowi diterima mentah-mentah, tanpa syarat apapun. Apapun yang berbau Jokowi selalu disambut gegap gempita. Bahkan masyarakat keturunan ini seperti berlomba-lomba untuk menghadirkan Jokowi di tengah-tengah komunitas mereka.

Sebaliknya, nama Prabowo dianggap sebagi 'monster' menakutkan. Entah dari mana sumbernya, warga masyarakat keturunan Tionghoa selalu mendapat cerita negatif tentang Prabowo. Bahwa Prabowo adalah tokoh di balik kekejaman Tragedi Mei 1998. Untuk menambah seram, cerita ini lalu dibumbui dengan kisah horor pemerkosaan dan pembunuhan terhadap wanita-wanita keturunan Tionghoa.

Cerita horor ini, dua bulan lalu sangat efektif menjauhkan nama Prabowo dari rasa simpatik komunitas keturunan Tionghoa. Itu sebabnya, mereka memilih Jokowi yang dianggap lebih sederhana, santun, dan memiliki semangat melayani masyarakat tanpa pandang bulu. Citra Jokowi yang distel seperti itu kemudian kian dikuatkan dengan cerita-cerita mulia lainnya seperti Jokowi antisuap, Jokowi tak pernah terlibat urusan korupsi, dan Jokowi tak pernah punya masalah perempuan.

Tetapi cerita-cerita positif tentang Jokowi ini mulai meredup secara tajam. Yang kini santer beredar di masyarakat adalah Jokowi yang plin-plan, Jokowi yang dikendalikan konglomerat hitam, Jokowi yang punya hubungan khusus dengan Vatikan, Jokowi yang tidak tegas dan tampak ragu-ragu, Jokowi yang disetir banyak kepentingan dunia Barat (Amerika Serikat dan Eropa).

Citra Jokowi yang tak tegas alias ragu-ragu itu, tampaknya yang memicu
perubahan dukungan masyarakat terhadap dua calon presiden ini. Arus besar di
bawah saat ini adalah rakyat menghendaki pemimpin yang tegas. Sebagian besar
rakyat trauma menyaksikan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang begitu hati-hati, banyak perhitungan, dan bermuara pada keragu-raguan.

Sejumlah kegagalan bangsa selama 10 tahun terakhir ini dianggap oleh masyarakat awam akibat kepemimpinan SBY yang ragu-ragu. Lambannya penanganan kasus-kasus korupsi kelas kakap dan kian membengkaknya berbagai subsidi salah sasaran, dilihat sebagai effect dari sikap ragu-ragu presiden.

Di tengah-tengah situasi psikologis seperti itu, rakyat hanya bisa membandingan dua calon presiden yang telanjur populer Jokowi dan Prabowo. Berdasarkan pengamatan sementara di banyak komunitas—basis massa pemilih potensial nonpartisan—baik itu komunitas etnis maupun komunitas profesi dan hobi, mulai berpaling dari Jokowi dengan menghadirkan sosok Prabowo. Seharusnya tim inti pemenangan Prabowo mempertajam situasi pergeseran dukungan ini dengan membuka fakta-fakta riil di balik Tragdi Mei 1998 itu.(inilah.com)
Share this post :

Posting Komentar

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger