Headlines News :
Home » , » Ketua Fraksi: Cianjur Lebih Maju, Sejahtera dan Agamis

Ketua Fraksi: Cianjur Lebih Maju, Sejahtera dan Agamis

Written By Rahman Elharawy on Jumat, 06 Maret 2015 | 21.52

Setelah saya membaca referensi dari buku-buku, artikel, tulisan media, bedah Al-Quraan dan hadist serta fenomena yang terjadi di Cianjur.Saya selaku  kader dan Ketua Fraksi Partai Demokrat berharap yang nantinya di calonkan menjadi F1dan F2 dari Partai Demokrat adalah pemimpin yang memiliki 4 filosofis sunda. Yaitu : 
 
1.Bageur (Baik)
Seorang pemimpin seyogyanya harus bageur, dalam artian ia harus baik kepada rakyatnya. Maka bagi para pemimpin seharusnya mengejawantahkannya dalam mengurus rakyatnya, bukannya ‘mengeksploitasinya’.  Dimana para kandidat pemimpin begitu baik kepada rakyatnya saat menjelang Pemilu, tapi ketika pesta demokrasi tersebut usai, rakyatpun mulai dilupakannya.  Jadi rakyat hanya sebatas pendorong mobil mogok, dan setelah mobil maju merekapun ditinggalkannya.

2. Beneur (Benar)
Seorang pemimpin harus benar akhlaknya yang berpijak kepada Allah SWT yang menjadi agama bagi pemeluk mayoritas di negeri ini.

3. Cageur (sehat)
Seorang pemimpin harus sehat, bukan saja sehat jasmani, tapi juga sehat rohani.

4. Pinter (pintar / cerdas)
Seorang pemimpin mesti cerdas, bukan hanya cerdas otaknya namun ia juga mesti cerdas spiritual atau shaleh.  Karena pintar otaknya tanpa dibarengi dengan keshalehan akan menjadi pinter kablinger (kepintaran hanya digunakan untuk menipu rakyatnya). Dengan cerdas keduanya, seorang pemimpin tak akan tergantung dan mensengsarakan rakyatnya. Namun tidak menutup kemungkinan ada kriteria lain, yang bila di aksanakan oleh pemimpin-pemimpin bangsa ini akan tercipta rakyat makmur dan sejahtera (dengan izin Allah Swt), dan kekayaan alam tidak hanya di nikmati oleh segelintir orang saja.

‎​Bagaimana Islam memandang tentang kepemimpinan itu….?.  Menurut H.Denny Aditya D,SE,M.AP memaparkan, Islam memandang kepemimpinan adalah suatu amanah yang suci yang dipegang dan serahkan kepada manusia. Allah SWT telah mempercayakan kepada manusia untuk mengatur, mengelola, menjaga dan memelihara alam semesta ini, sebagai tempat bernaung manusia dan mahluk lainnya, sebelum akhirnya semua akan kembali dan berakhir kepada yang Maha Kuasa (Kehendak yang Kuasa).

Islam mengajarkan kepada kita melalui petunjuk yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadis tentang bagaimana seorang pemimpin itu harus melaksanakan kepemimpinannnya sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulallah SAW. Beliau (Nabi Muhammad SAW) adalah sebagai seorang Nabi dan Rasul sekaligus seorang pemimpin ummat dunia yang sukses menjalankan kepemimpinannya.

Ini  sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, kesuksesan beliau itu tidak terlepas dari prinsip keteladanan yang dicontohkannya. Hal tersebut termaktub dalam al Qur’an Surat al- Ahzab (33) : 21:“Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi mu (yaitu) orang-orang yeng mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.

Jabatan kepemimpinan yang dimiliki seseorang jelaslah itu adalah amanah bahkan bisa jadi merupakan ujian dari Allah SWT yang kelak akan di pinta pertanggung jawabannya. Allah SWT berfirman :

“Dialah Allah yang menjadikan kalian pemimpin di bumi ini, dan Allah mengangkat sebagian yang lain agar Allah menguji kalian atas apa yang diberikan oleh Allah kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan mu itu yang paling keras siksanya dan sesugguhnya ia juga maha pemaaf dan maha pengasih” (an-Nisa/4 : 125).

Oleh karena itu, bagi seorang muslim yang memiliki posisi jabatan dan kedudukan, baik di suatu organisasi, lembaga pendidikan maupun pemerintahan, jangan lah menjadikan dirinya berlaku takabur, angkuh sehingga berlaku atas dasar nafsu dan egonya sendiri yang mengakibatkan terjadinya “Penyimpangan Jabatan” yang mengarah kepada hal-hal yang negatif seperti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Sebagai bahan renungan bagi kita khususnya umat Islam, untuk memilih pemimpin yang baik dengan tuntunan Islam harus Memiliki kemampuan untuk memimpin sesuai dengan jabatannya.“Tunggu tanggal kehancurannya, apabila amanat disia-siakan maka tunggu kehancurannya.” Para sahabat serentak bertanya, “Ya Rasulallah! Apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanah itu?” Nabi SAW bersabda, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu tanggal kehancurannya.” Para sahabat bertanya lagi..,“Ya Rasulallah! Apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanah itu?” Nabi bersabda, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah tanggal kehancurannya.” (HR. Bukhari)

Dukungan dari bawahan yang dipimpinnya. Beliau (Rasulullah SAW) bersabda :
“Sebaik-baiknya pemimpin kamu adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pun cinta kepada kamu. Kamu menghormati mereka, dan mereka pun menghormati kamu. Sejelek-jeleknya pemimpin kamu, adalah yang kamu benci, dan mereka pun membenci kamu. Kamu melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kamu.” Dukungan dari bawah, masyarakat atau umat yang dipimpin pun merupakan syarat penting untuk suksesnya misi kepemimpinan.

Terdiri dari orang yang terbaik diantaranya. Dalam hadits riwayat Imam Hakim,
‎​Rasulullah SAW. pernah menyatakan: “Barangsiapa yang mengangkat seseorang untuk mengurus urusan-urusan mukmin padahal ia tahu ada orang yang lebih pantas untuk mengurus urasan-urusan itu, maka ia telah berkhianat kepada Allah, khianat kepada Rasulullah (dalam hadits lain dikatakan) khianat kepada orang-orang mukmin.” Walaupun ada sebagian ulama mengemukakan pernyataan itu bukan sabda Rasulullah saw. tapi ucapan Umar bin Khattab kepada puteranya Abdullah.

Yang sangat pentingnya lagi dan bahkan menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin umat yaitu Integritas dan Akhlak Mulia (ketakwaan kepada Allah SWT) yang kita semua pada mafhum akan hal itu. Karena  pemimpin dan yang dipimpin harus bisa membawa perubahan (dampak positif) yang dirasakan langsung oleh umatnya terutama dapat membawa kepada keridhoan Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya pemimpin itu adalah Allah, Rasulullah, orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat, dan siap memberikan zakat.” (QS Al-Maidah: 54).
Dan Ayat tersebut, ternyata telah diaplikasikan dan dibuktikan oleh Rasulullah SAW yang memiliki sifat shidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tablig (mampu menyampaikan dan mengkomunikasikan ajaran), dan fathonah (cerdas), sehingga kepemimpinan beliau dapat berhasil dan diteruskan oleh umatnya walaupun beliau telah wafat.

Jadi kesimpulannya, Islam memandang kepemimpinan itu sebagai sesuatu yang mulia yang harus dipegang dan dijalankan dengan kesungguhan oleh siapapun yang terpilih nanti  serta menjadi harapan Umat, dan kita berharap semoga kedepan kita memiliki seorang pemimpin yang visioner sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, dan mampu mengaplikasikan sifat-sifat yang dimiliki Rasulallah SAW dan menjadi teladan (Uswatun Hasanah) baru bagi Umat Islam.    Semoga yang menjadi calon bupati dan wakil Bupati dari Partai Demokrat dicintai dan dipilih masyarakat Cianjur untuk melanjutkan program-program pro rakyat yang telah dilakukan Partai Demokrat bersama Bupati/Ketua DPC sekarang sehingga kedepan Cianjur lebih maju, sejahtera dan agamis.

Penulis: H.Denny Aditya D,SE,M.AP (Ketua Fraksi DPRD Partai Demokrat Cianjur)
(ded/macakalilmu)
Share this post :

Posting Komentar

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger